Indonesia Corruption Watch (ICW) mensinyalir dana
reboisasi hutan bisa jadi ladang korupsi. "Tata kelola dana kehutanan
dan indeks korupsi hutan harus dibenahi," kata Wakil Koordinator ICW,
Emerson Yuntho, di Jakarta, Kamis, 19 Mei 2011.
Menurut
Emerson, carut-cemarut juga terjadi dalam pengelolaan kehutanan. Salah
satunya terkait masalah tumpang tindih pengelolaan hutan antara daerah
dan pusat, serta pemetaan hutan tanaman industri.
Emerson menilai
pentingnya penguatan mekanisme pengawasan terhadap dana reboisasi yang
melibatkan pengawas independen, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). "Potensi
korupsinya amat besar," kata Emerson. "Saya mengacu pada hasil audit
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 2004."
Berdasarkan hasil audit
Ernst & Young tahun 1999, ditemukan kerugian sebesar Rp 5,2 miliar
dalam tahun anggaran 1993/1994 - 1997/1998. Setelah dana reboisasi masuk
ke rekening Departemen Kehutanan, menurut Center for International Forestry Research (CIFOR), kerugian berkurang setengahnya. "Jangan sampai melestarikan hutan identik melestarikan korupsi," kata Emerson.
Peneliti
CIFOR, Herry Purnomo, mengingatkan pentingnya dibangun struktur
administrasi yang jelas serta transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan dana reboisasi sejak awal. "Apalagi dengan masuknya dana
REDD yang cukup besar," kata Herry.
Saatnya menolong mereka...
“Tidak ada Hutan, Tidak ada Air, Tidak ada Kehidupan”
Rabu, 19 Desember 2012
Minggu, 05 Agustus 2012
Senin, 25 Juni 2012
Mengenai Proyek-Proyek KeeptheHabitat
KeeptheHabitat bekerjasama dengan Badan Usaha Kehutanan Milik Negara dan perusahaan kehutanan milik swasta yang telah memperoleh ijin dari Departemen Kehutanan Republik Indonesia.
Rencana kerja KeeptheHabitat yang terperinci telah mendapatkan persetujuan dari pemerintah Indonesia, pertama-tama melalui sebuah Nota Kesepahaman dan kemudian diikuti dengan perjanjian yang mengikat secara hukum dengan para pemegang konsesi hutan. KeeptheHabitat menerapkan seluruh proyek-proyek yang ditanganinya melalui tiga jenis perencanaan: Rencana Perlindungan Habitat (The Habitat Protection Plan), Rencana Rehabilitasi Habitat (the Habitat Rehabilitation Plan), dan Rencana Pengembangan Masyarakat (the Community Plan).
Setiap proyek yang dijalankan mengikutsertakan rencana-rencana utama ini dan masing-masing proyek dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan lingkungan hidup dan masyarakat setempat.
Rencana-rencana ini diterapkan dibawah Perjanjian atas Jasa yang terperinci dan mengikat secara hukum antara KeeptheHabitat dan para pemegang konsesi hutan. Atas persetujuan para penanam modal KeeptheHabitat menyediakan jasa tata pengelolaan dan pengawasan dari setiap proyek. Kami memperkerjakan pakar yang tidak terikat dengan pihak manapun untuk mengawasi jalanya proyek dan merekomendasikan apa saja yang perlu diperbaiki. Seluruh pengeluaran proyek diaudit oleh badan audit internasional.
About KeeptheHabitat Project Plans
Rencana Perlindungan Habitat; Rencana Rehabilitasi Habitat; Rencana Pengembangan Masyarakat; Mengenai Penerapan Proyekrencana perlindungan Habitat
Rencana Perlindungan Habitat (Habitat Protection Plan) menjabarkan wilayah geografis, sumber-sumber daya yang tersedia, keahlian dan metoda yang digunakan untuk melindungi hutan perawan dari para pembalak liar dan kebakaran hutan, dan membuat perencanaan untuk merehabilitasi wilayah hutan yang telah mengalami pembalakan berlebihan.Rencana Perlindungan Habitat diterapkan melalui cara:
|
rencana Rehabilitasi habitat
Rencana Rehabilitasi Habitat (Habitat Rehabilitation Plan) menjabarkan wilayah, kerangka waktu pelaksanaan dan metodologi yang digunakan untuk merehabilitasi hutan-hutan mengalami kerusakan akibat pembalakan yang berlebihan dan telah terdegradasi di dalam kawasan proyek.Rencana rehabilitasi habitat diterapkan melalui cara:
|
rencana pengembangan masyarakat
Rencana Pengembangan Masyarakat (Community Plan) menjabarkan apa saja yang dibutuhkan, bentuk dari setiap proyek, infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat, dan hal-hal yang menjadi prioritas bagi masyarakat yang bergantung pada hutan.
|
Rencana Pengembangan Masyarakat diterapkan dengan cara menyediakan:
|
Mengenai Penerapan Proyek
KeeptheHabitat memiliki komitmen untuk memaksimalkan keahlian organisasi-organisasi Indonesia dan mengandalkan pengalaman serta kemampuan yang dimiliki oleh organisasi-organisasi setempat ini.Kami tidak akan mengirimkan tim yang terdiri dari pakar asing untuk menjalankan proyek, namun, kami akan membawa saran dari mereka yang benar-benar pakar dibidangnya bilamana dibutuhkan.
Kami telah mengakreditasi PT Empat Delapan Saudara di Indonesia untuk bekerjasama secara cermat dan erat dengan para pemegang konsesi hutan dan organisasi yang berkompeten atas nama organisasi kami untuk memastikan bahwa proyek-proyek yang diterapkan dapat berjalan dengan lancar dan efektif.
Kami akan memastikan kekuatan serta keberlanjutan dari setiap proyek dengan memimpin seluruh rangkaian kegiatan proyek, mulai dari persetujuan hukum hingga penerapan di lapangan, verifikasi secara independen dan pembuatan laporan kepada para penanam modal.
© KeeptheHabitat
Selasa, 19 Juni 2012
Ternyata masih ada....:)
Hutan Ciamis Dapat Pengakuan Internasional
Pengelolaan hutan di
Kabupaten Ciamis, Jawa Barat mendapat pengakuan internasional sebagai
hutan lestari yang memenuhi standar kelestarian lingkungan, sosial, dan
ekonomi (produksi). Pengakuan itu dituangkan dalam se-buah sertifikat
internasional dari Forest Stewardship Council (FSC) yang berkedudukan di
Bonn, Jerman.
Administratur Perum Perhutani Kesatuan
Pemangku Hutan (KPH) Ciamis, Budi Sohibudin menjelaskan, sertifikat
internasional itu diperoleh tidak mudah. Sejak 2003 lalu, Perhutani KPH
Ciamis telah berkomitmen melaksanakan pengelola hutan lestari yang
ditetapkan oleh FSC.
“Aspek yang dinilai menyangkut
keseimbangan ekologi, sosial, dan ekonomi. Semua aspek itu diukur
berdasarkan parameter internasional, sehingga tidak mudah untuk
mendapatkannya,” ujar Budi kemarin.
Budi menambahkan, diperolehnya
sertifikat internasional dengan kode sertifikat SGS-FM/CoC-00941
tersebut, sebelumnya sempat mendapat pengujian dari lembaga independen
nonpemerintah yaitu the Tropical Forest Trust (TFT) yang berkedudukan di
Swiss, Prancis.
Salah satu kelebihan lingkungan yang
saat ini masih hidup bebas sejumlah satwa langka seperti elang jawa,
gelatik jawa, macan tutul, lutung, dan biawak. “Spesies interes yang ada
saat ini merupakan top predator dan indikator spesies, sehingga bisa
memberikan perlindungan untuk jenis spesies lainnya,” pungkasnya.
Ketua Pokja Pengelolaan Hutan Lestari
yang juga Wakil Administratur Perhutani KPH Ciamis, Dicky R Sandria,
menambahkan, Ciamis mempunyai langkah antisipasi dampak lingkungan dari
kegiatan pengolahan hutan, yaitu membuat stasiun pemantauan lingkungan
(SPL), terdiri atas 13 SPL erosi, 12 SPL hidrologi, 5 SPL mata air dan 4
SPL curah hujan.
Seputar Indonesia, 18 Juni 2012, Hal. 7
Minggu, 17 Juni 2012
Akibat Penebangan Hutan, 2100 Mata Air Mengering
Kelangkaan minyak tanah yang kerap mendera penduduk di berbagai daerah di Banyumas, Jawa Tengah, akhir-akhir ini dikhawatirkan memacu penduduk kembali menggunakan kayu bakar dan menebang pohon tanaman keras.
Jika itu terjadi, kerusakan sumber air (mata air) akan semakin cepat. Di Banyumas saat ini tinggal 900 mata air, padahal tahun 2001 masih tercatat 3.000 mata air.
Setiap tahun rata-rata sekitar 300 mata air mati akibat penebangan terprogram (hutan produksi) maupun penebangan tanaman keras milik penduduk, ujar Wisnu Hermawanto, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Banyumas, Kamis (25/8).
Akan tetapi akibat berbagai tekanan baik kebutuhan hidup maupun perkembangan penduduk, perlindungan terhadap sumber air maupun tanaman keras atau hutan rakyat semakin berat.
Di lain pihak, penduduk yang di lahannya terdapat sumber air tidak pernah memperoleh kompensasi sebagai ganti atas kesediaannya untuk tidak menebangi pohonnya.
Kesulitan penduduk memperoleh minyak tanah berdampak pada peningkatan penggunaan kayu bakar. Penduduk di daerah pedesaan yang jauh dari pangkalan minyak tanah memilih menebang pohon untuk kayu bakar.
Satu ikat kayu bakar ukuran sedang sekarang harganya sudah Rp 7.000, ujar Wisnu.
Ia memprediksi, setiap hari sekitar 1.500 pohon milik penduduk di Banyumas ditebang untuk dijadikan kayu bakar sebagai pengganti minyak tanah. (nts)
Sumber: Kompas, Jumat, 26 Agustus 2005
Di Indonesia, penebangan kayu secara legal mempengaruhi 700.000-850.000 hektar hutan setiap tahunnya, namun penebangan hutan illegal yang telah menyebar meningkatkan secara drastis keseluruhan daerah yang ditebang hingga 1,2-1,4 juta hektar, dan mungkin lebih tinggi – di tahun 2004, Menteri Lingkungan Hidup Nabiel Makarim mengatakan bahwa 75 persen dari penebangan hutan di Indonesia ilegal. Meskipun ada larangan resmi untuk mengekspor kayu dari Indonesia, kayu tersebut biasanya diselundupkan ke Malaysia, Singapura, dan negara-negara Asia lain. Dari beberapa perkiraan, Indonesia kehilangan pemasukan sekitar 1 milyar USD pertahun dari pajak akibat perdagangan gelap ini. Penambangan ilegal ini juga merugikan bisnis kayu yang resmi dengan berkurangnya suplai kayu yang bisa diproses, serta menurunkan harga internasional untuk kayu dan produk kayu.
Manajemen hutan di Indonesia telah lama dijangkiti oleh korupsi. Petugas pemerintahan yang dibayar rendah dikombinasikan dengan lazimnya usahawan tanpa reputasi baik dan politisi licik, larangan penebangan hutan liar yang tak dijalankan, penjualan spesies terancam yang terlupakan, peraturan lingkungan hidup yang tak dipedulikan, taman nasional yang dijadikan lahan penebangan pohon, serta denda dan hukuman penjara yang tak pernah ditimpakan. Korupsi telah ditanamkan pada masa pemerintahan mantan Presiden Jendral Haji Mohammad Soeharto (Suharto), yang memperoleh kekuasaan sejak 1967 setelah berpartisipasi dalam perebutan pemerintahan oleh militer di tahun 1967. Di bawah pemerintahannya, kroni tersebar luas, serta banyak dari relasi dekat dan kelompoknya mengumpulkan kekayaan yang luar biasa melalui subsidi dan praktek bisnis yang kotor.
Perhutani Bongkar 63 Kasus Pembalakan Hutan
Pacitan (ANTARA News) - Perum Perhutani bekerja sama dengan kepolisian berhasil mengungkap sedikit-dikitnya 63 kasus pembalakan hutan yang terjadi di berbagai daerah di Jawa Timur (Jatim) selama enam bulan terakhir.
Kepala Seksi Perlindungan Sumber Daya Hutan Perum Perhutani Unit II/Jatim, Heru Dwi Kunaryanto, ketika berkunjung ke Kabupaten Pacitan, Minggu, mengemukakan bahwa dari 63 kasus pembalakan liar yang berhasil diungkap melalui Operasi Semeru Lestari, 51 orang telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.
Selebihnya, sebanyak 15 pelaku pembalakan liar (illegal logging) lainnya masih buron atau menjadi target operasi (TO) Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim). "Para tersangka ini kedapatan mencuri kayu di hutan negara, mulai di wilayah hutan Bondowoso, Jember, Madiun, hingga Jatirogo di Tuban," kata Heru.
Perum Perhutani sendiri telah mengidentifikasi sejumlah daerah sebagai titik rawan pencurian, seperti di wilayah Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Parengan (Bojonegoro), KPH Ngawi, KPH Saradan (Madiun), dan daerah lainnya.
Khusus pada titik-titik rawan, Perhutani akan melakukan operasi lanjutan dan berkordinasi dengan pihak kepolisian setempat.
Meski demikian, menurut dia, secara umum tingkat pencurian kayu tahun ini turun dibandingkan tahun 2010. Berdasar catatan Perum Perhutani Unit II/Jatim, sepanjang tahun 2010 lalu kehilangan 31.000 batang pohon dari berbagai jenis, seperti jati, pinus, mahoni dan kayu rimba lainnya.
Wakil Kepala Perum Perhutani Unit II/Jatim, Ellan Barlian, mengungkapkan bahwa nilai kerugian yang diderita Perhutani saat itu diperkirakan mencapai Rp5 miliar.
Berbagai upaya pencegahan terhadap tindak pembalakan kayu hutan negara sejauh ini juga masih terus dilakukan. Salah satunya melalui kerja sama dengan warga di sekitar hutan. Formatnya tertuang dalam program pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) dan pemberdayaan masyarakat desa hutan (PMDH) dalam usaha perlindungan hutan.
"Di sisi lain, mereka dilibatkan juga terikat dengan kerjasama untuk mendapatkan bagi hasil sebagian dengan apa yang kita produksi. Tujuannya sederhana, yakni untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap hutan," kata Ellan.
Perhutani juga memberikan bantuan sesuai spesifikasi kebutuhan maupun permasalahan warga di sekitar hutan. Aplikasi kerjasamanya bisa berupa pemanfaatan lahan di bawah tegakan maupun tumpang sari, katanya menambahkan.
(L.KR-SAS*M038/M026)
Editor: Priyambodo RH
Sabtu, 16 Juni 2012
Fakta Mengerikan Bumi di Masa Depan
1. Pemanasan global adalah satu peristiwa yang tak bisa dielakkan
yang mempengaruhi kondisi iklim di bumi. Badai yang menghancurkan,
gelombang air pasang, tsunami dan kelaparan akibat kekeringan akan terus
berlanjut meskipun usaha-usaha untuk mengendalikan polusi dan kerusakan
lingkungan telah dilakukan. Bumi berusaha untuk terus eksis dengan
melakukan perbaikan alami, tetapi kita manusia akan menerima akibatnya
dikarenakan proses perbaikan itu sangat dahsyat dan tidak terkendali.
2.
Peningkatan kecil rotasi bumi diakibatkan ketidakseimbangan isi
kandungan perut bumi yang terkuras, bisa mempengaruhi kita dengan
berbagai cara. Banjir dahsyat yang menenggelamkan segalanya, atau
gletser-gletser yang menghilang selamanya. Itu bisa berarti kekurangan
air, pangan dan merajalelanya penyakit serta meluasnya kelaparan.
Beberapa spesies hewan dan tanaman menjadi punah.
3. Terjadinya
perubahan pola peruntukan tanah, di mana sekarang lebih banyak
orang-orang hidup di kota-kota besar dibanding dengan di daerah
pedesaan. Kota-kota penuh sesak sehingga harus memperluas areal untuk
perumahan ke wilayah pedesaan dengan mengorbankan tanah pertanian. Kota
besar yang kumuh dan kotor mengganggu kesehatan manusia dan menimbulkan
bibit-bibit penyakit baru.
4. Produksi minyak mengalami
peningkatan tahun 2008 dan 2018 akan mencapai puncaknya, dan itu berarti
awal dari penurunan. Ini bisa menjadi pencetus suatu resesi energi
global, konflik antar negara yang memperebutkan lahan minyak dan juga
sumber makanan. Minyak sangat penting bagi setiap bangsa untuk
melanjutkan aktivitas produksinya, termasuk pertanian dan peternakan.
Kedepannya, menipisnya kandungan minyak di bumi bisa mempengaruhi hidup
seluruh manusia di bumi secara signifikan.
5. Mobil mempunyai
andil sebesar 3/4 dari semua gas buang yang dipancarkan alat
transportasi. Sejak saat ini, dunia akan dipenuhi lebih dari satu milyar
mobil yang berkeliaran di jalan-jalan di tahun 2030 dan akan bertambah
hingga satu milyar lagi di tahun 2050. Hal berhubungan dengan 75%
peningkatan CO2 selama setahun di atmosfer berasal dari pembakaran bahan
bakar fosil (minyak bumi, gas bumi dan batu bara), sedangkan sekitar
20% CO2 yang memasuki atmosfer bumi berasal dari pembakaran BBM pada
mesin-mesin kendaraan bermotor, selebihnya 80% emisi CO2 bersumber dari
pembakaran bahan bakar fosil oleh mesin pembangkit tenaga listrik.
6.
Karena peningkatan suhu udara akibat meningkanya kadar CO2, maka
sedikit uap air bertahan di udara untuk membentuk awan. Hal ini berarti
hujan akan menjadi lebih sedikit, dan secara langsung berakibat hasil
produksi pertanian juga menurun. Akan terjadi di sekitar tahun 2020 di
mana terjadi suatu periode yang sulit dan air bah tiba-tiba meningkat di
semua bagian dari benua Eropa, karena mencairnya es di Kutub Utara.
Sedangkan populasi penduduk bumi akan mencapai 7,7 milyar orang.
7.
Sejak Hari Bumi yang pertama tahun 1970 hingga awal millennium baru,
manusia telah membuat peningkatan emisi (gas buang) rumah kaca sebesar
70%.
8. Atmosfer bumi sekarang mengandung 40% lebih banyak CO2 dibandingkan dengan di awal Revolusi Industri.
9.
Hasil pembakaran bahan bakar fosil dewasa ini menambah hampir 6 milyar
ton CO2 ke dalam atmosfer bumi setiap tahunnya. Hanya separuhnya yang
diserap oleh hutan-hutan dan samudera.
10. Hutan hujan pernah
meliputi 14% dari permukaan bumi. Sekarang hanya tersisa sekitar 6% dan
menurut perkiraan para ahli hutan hujan yang tersisa itu akan habis
dikonsumsi kurang dari 40 tahun. 1 sampai 1,5 hektar hutan hujan lenyap
setiap 1 detik sebagai konsekuensi tragis pembangunan di negara-negara
industri dan berkembang.
11.Hampir separuh dari semua jenis flora,
fauna dan mikro organisme akan musnah atau pasti terancam kepunahan
dalam seperempat abad ke depan disebabkan oleh penebangan hutan-hutan
hujan.
12. Perkiraan para ahli bahwa kita sedang kehilangan 137
jenis tanaman, hewan dan serangga setiap harinya karena penebangan
hutan-hutan hujan. Atau sama dengan 50.000 jenis setiap tahunnya.
Seiring dengan lenyapnya spesies-spesies di hutan hujan, demikian juga
dengan berbagai macam pengobatan penyakit-penyakit yang mengancam hidup
manusia. Sekarang ini, 121 obat-obatan yang dijual ke seluruh dunia
berasal dari tanaman obat-obatan. Sementara itu 25% dari perusahaan
obat-obatan di Barat mengambil bahan dari ramuan tanaman dari hutan
hujan, dan lebih sedikit 1% dari pohon-pohon dan tanaman-tanaman tropis
ini telah diuji coba oleh para ilmuwan.
13. Penebangan hutan yang
merajalela sekarang ini menyumbang 20% polusi pemanasan global
diakibatkan oleh terhambatnya penyerapan kembali CO2.
14. Wabah
penyakit terus bertambah baik ragam maupun jumlahnya karena polusi
udara, air dan tanah meningkat, terutama sekali terjadi di negara-negara
dengan pendapatan rendah.
15. Di tahun 2030 sekitar 18% dari
gugusan karang laut akan lenyap karena perubahan iklim dan lingkungan.
Dalam 2030 ini populasi penduduk dunia akan mencapai 8,3 milyar.
16. Tahun 2040 laut di Kutub Utara akan mengalami musim panas yang pertama tanpa es.
17.
Karena menghilangnya gletser dan terjadi musim kering yang panjang,
produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga air akan berkurang.
18.
Luas padang pasir di permukaan bumi mengalami peningkatan disebabkan
menaiknya suhu bumi. Pada akhir tahun 2007, Australia kehilangan 25%
produksi pangannya karena hal ini.
19. Kadar karbon monoksida (CO) di atmosfer bumi terus meningkat.
20.
Efek berbahaya dari aktivitas manusia dapat mempengaruhi sistem global
dengan cara yang negatif. Perang, sebagai contoh, dapat menghancurkan
bumi dalam berbagai jalan; pembunuhan massal, berkembangnya kelaparan
dan penyakit, pembakaran bahan bakar fosil secara besar-besaran oleh
mesin-mesin perang, termasuk juga pembabatan hutan dan pengambilan
batu-batuan dan tanah untuk perbaikan kembali infrastruktur yang rus
Langganan:
Postingan (Atom)